Teman adalah Cerminan Diri
(Oleh: Jannus Tambunan)
Sebenarnya,
sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Kita. Cukup dengan melihat
bersama siapa saja Kita sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Kita.
Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah bersabda :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ أخيه
الْمُؤْمِنِ
“Seorang
mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin”. (HR. Bukhâri dan Abu Dâwud)
Kalau
seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang
lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul
dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.
Allah
Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh
tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul
dengan selain jenisnya. Rasulullah telah menegaskan hakekat ini dengan
bersabda:
الأَرْوَاحُ
جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
Ruh-ruh
itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika
mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal
maka akan berbeda (berpisah)”. (HR. Bukhâri dan Muslim)
Memilih
teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam
mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah bersabda :
الرَّجُلُ
عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang
itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara
kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman”. (HR. Abu Dâwud dan
Tirmidzi)
Sudah
dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan
dan sifat-sifat seseorang.
Syaikh
'Abdul Muhsin Al-Qâsim seorang imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah
Madinah berkata, "Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman
pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang
ternak. Rasulullah bersabda :
الْفَخْرُ
وَالْخُيَلاَءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْوَبَرِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ
“Kesombongan
dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan suara di kalangan
pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala kambing.” (HR. Bukhâri dan
Muslim)
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan onta akan
berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan mengembalakan kambing
berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan.
Jika
dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu apa
maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh, maka
bagaimana dengan orang yang bisa bicara dengan Kita, paham perkataan Kita,
bahkan terkadang membohongi dan mengajak Kita untuk memenuhi hawa nafsunya
serta memperdayai Kita dengan syahwat? Bukankah orang itu akan lebih
berpengaruh?
Semoga Kita Bersama Teman
yang membawa kebaikan dunia dan Akhirat. Amin
Tidak ada komentar: