Pedoman Hidup
Dalam Surah Albaqarah ayat 2 Allah menegaskan:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
“Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.
Jadi, tidaklah masuk akal apabila manusia tidak berpedoman kepada Alquran. Sebab, hanya Allah yang mengetahui segalanya tentang manusia dan bumi yang diciptakan-Nya.
Ayat tersebut, merupakan penegasan Allah bahwa Alquran merupakan sesuatu yang mutlak sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa. Alquran juga disebut sebagai alfurqon atau pemisah antara yang benar dan yang salah. Alquran membimbing manusia pada jalan hidup yang lebih baik dan berkualitas.
Manusia perlu senantiasa menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Akhiratlah yang menjadi tujuan akhir. Kehidupan sejati ada di sana.
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (Q.S. Ghafir: 39)
Nabi Muhammad SAW merupakan satu-satunya manusia yang telah berhasil memimpin umatnya dengan waktu relatif singkat, yakni hanya kurang dari 23 tahun, tetapi beliau memimpin dengan sukses. Keberhasilan tersebut sepenuhnya karena Rasulullah berpedoman kepada Alquran. Karena itu, pada detik-detik terakhir sebelum beliau wafat, Nabi berpesan agar kita tidak meninggalkan dua pedoman hidup. Yakni, Alquran dan sunah Nabi. Jika kita berpegang teguh pada keduanya, niscaya kita tidak akan pernah krisis dan sesat. Jika manusia tidak berpedoman pada Alquran, krisis rumah tangga, negara, dan dunia akan terjadi.
Ada 5 Prinsip untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman kehidupan:
Pertama, mengimani Alquran dan meyakini bahwa Alquran itu merupakan firman Allah yang sifatnya mutlak. Harus pula meyakini bahwa Alquran dapat menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
Kedua, membaca Alquran dengan tajwid yang benar, sebab arti Alquran tidak lepas dari tajwid.
Ketiga, ialah berusaha memahaminya.
Keempat, ialah mengamalkan semampu manusia, bukan semaunya.
Kelima, ialah mendakwahkan Alquran. Yakni, mengajak orang-orang untuk mengamalkan apa yang diperintahkan dalam Alquran sesuai prinsip amar maruf nahi munkar (mendorong pada kebaikan, mencegah kejahatan).
Terlebih kepada keluarga kita sendiri, kalau mengajak untuk beribadah jangan asal-asalan karena keluarga merupakan tanggung jawab kita di hadapan Allah. Tanggung jawab orangtua pada anak bukan cuma memenuhi kebutuhan pakaian, makan, dan minum, melainkan juga mengajak untuk beribadah pada Allah SWT.
Tidak ada komentar: