30 Tahun Anda berujung Surga atau Neraka
Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala
dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya; yaitu mengamalkan apa yang
diperintahkan oleh-Nya dan rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta
menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah
Di saat Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki terjadinya hari
kiamat, Dia pun memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakalanya dua
kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang
ada di bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan mereka
kembali. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan
ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali
siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka
tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS.
Az-Zumar: 68).
Maka, setelah Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua
kalinya, semua makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah Ta’ala,
lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata dengan
tanah dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan,
dan tidak membawa sesuatu apa pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Pada hari kiamat nanti manusia akan dikumpulkan dalam keadaan
tidak memakai sandal, tidak berpakaian, dan dalam keadaan belum berkhitan.
Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul pada satu
tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka tidak saling
melihat satu sama lain?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
‘Wahai Aisyah, kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit
pun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lain!’.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri
dan tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang
terdekat mereka. Allah Ta’ala berfirman,
“Pada hari itu manusia
lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anak-anaknya.
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.”
(QS. Abasa: 34-37)
Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian.
Masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung,
dimasukkan ke taman-taman surga atau termasuk orang yang merugi terjerembab ke
dalam jurang neraka.
Dalam kondisi seperti itu Allah Ta’ala mendekatkan matahari
sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari
yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran.
Al-Miqdad bin al-Aswad radhiallahu’anhu
bercerita, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk
hingga hanya berjarang satu mil … pada saat itu kucuran keringat
masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang
keringatnya sampai mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada
yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya
sendiri!’” (HR. Muslim).
Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan,
kebingungan, dan ketidakpastian yang tiada bandingannya. Padahal satu hari pada
saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! Allah Ta’ala berfirman,
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah
dalanm sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4)
Jamaah Jumat yang kami hormati
Seandainya kita mau berpikir, betapa mengerikannya hari-hari itu
lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat
selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di antara
kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa
setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal
abadi yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia!
Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk
beribadah kepada Allah dan beramal salih. Padahal pada hakikatnya kita hanya
diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu
yang amat singkat!
Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita
hanya diminta beramal selama 30 tahun. Karena waktu tersebut dikurangi dengan
masa tidur kita di dunia. Jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur
kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun. Lalu kita kurangi lagi
dengan masa kita sebelum baligh. Masa dimana seseorang tidak berkewajiban untuk
beramal. Taruhlah jika kita baligh pada umur 10 tahun berarti, umur kita hanya
tinggal 30 tahun!
Subhanallah,
bayangkan! pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam
beramal salih di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah naifnya jika kita
enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia beramal shalih, sehingga
akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan
ribu tahun!
Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan
kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya,
“Wahai para manusia,
sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan
dunia memperdaya kalian, dan janganlah sekali-kali (setan) yang pandai menipu,
memperdayakan kalian dari Allah.” (QS. Fathir: 5)
Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar
telah merugi? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi
Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk!
Sahl bin Sa’d bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor
nyamuk, niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun
hanya seteguk) air.” (HR. Tirmidzi, dia berkata, “Sahih gharib min
hadzal wajhi.”).
Maka, mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara
ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah Ta’ala, mulai dari mencari
ilmu, shalat lima waktu, berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama
terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya, dll. Juga berusaha untuk menjauhi
apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan
Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
“Dan mereka berteriak di
dalam neraka itu: ‘Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan
mengerjakan amalan sholih berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan.’ Bukankah
Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau
berpikir?! Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang zhalim
seorang penolong pun.” (QS. Fathir: 37).
Namun, mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia.
Demikian pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah Ta’ala bercerita,
“Mereka berseru: ‘Wahai
Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja.’ Dia menjawab: ‘Kalian akan tetap
tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran
kepada kalian, namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut.”
(QS. Az-Zukhruf: 77-78).
Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes
air pun mereka tidak bisa. Allah Ta’ala mengisahkan,
“Dan penghuni neraka
menyeru penghuni surga: ‘Berilah kami sedikit air atau makanan yang telah
diberikan Allah kepada kalian.’ Mereka (penghuni surga) menjawab: ‘Sesungguhnya
Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.’ (Yaitu)
orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan
kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan
mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan
(sebagaimana) mereka lalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf:
50-51)
30 Tahun Anda berujung Surga atau Neraka
Reviewed by Jp Tbn
on
Januari 27, 2016
Rating:
![30 Tahun Anda berujung Surga atau Neraka](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3flkWl0Hw63wPrh4IyTc1WazCA0-S4hNZUhjOodBUoGc8Bxl2Afm5xmf28imw6LnUbmhVEvpdVQQ-RJAiHfBIQskNK5KSTh6L4wT-6XEu15mjF3kDjSPjYXon-2MVrN_lLj_1FfeRgFs/s72-c/30+tahun+Surga+Neraka.webp)
Tidak ada komentar: