Ciri orang yang beriman: Berbicara yang baik atau dia
Berbicara yang baik adalah satu bagian penting dalam ajaran Islam. Sebab, jika salah dalam berbicara bisa menjadi sumber petaka. Rasulullah sangat sering mengingatkan umatnya agar selalu menjaga lisan. Sebab,perkataan yang disampaikan tak mungkin ditarik kembali.
Jika perkataan yang baik yang disampaikan, maka yang menjadi lawan bicara akan menerimanya dengan senang hati. Tapi jika yang disampaikan adalah perkataan buruk, maka lawan bicara bisa sakit hati. Padahal kalimat sudah disampaikan dan tak mungkin ditarik lagi. Banyak selisih paham yang terjadi hanya karena ucapan yang tak dijaga, bahkan hingga berujung pembunuhan dan perbuatan kriminal lainnya.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari]
Menjaga lisan adalah salah satu akhlak yang baik dan menjadi hal yang perlu untuk dibiasakan agar lisan tidak menjadi pisau yang dapat melukai orang lain dan diri sendiri. Kita pernah mendengar kalimat ‘talk less do more’ yang sangat familiar di telinga. Kurangi berbicara dan perbanyaklah melakukan sesuatu. Kalimat yang singkat namun memiliki banyak pesan yang dapat diambil terutama dalam kondisi di lingkungan saat ini.
Berkata baik atau diam, terutama pada perdebatan yang hanya membuat gaduh dan adu opini tanpa solusi, perdebatan yang mengarah pada keburukan seperti mengadu domba, memfitnah dan perilaku buruk lainnya. Hal lain yang perlu kita sadari di zaman yang serba canggih seperti saat ini adalah, kita dapat dengan mudah menebar kebaikan atau bahkan keburukan melalui jari-jari tangan kita hanya dalam seper-sekian detik. Perkataan yang harus kita pertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak bukan hanya perkataan secara langsung melalui mulut, namun juga perkataan-perkataan yang tersebar di media sosial.
Permusuhan yang terus bermunculan tak jarang berawal dari perkataan-perkataan yang melukai perasaan orang lain, akan sangat indah jika kita selalu dapat menjaga perkataan dan mempertanggungjawabkan kebenarannya sebelum melontarkannya kepada orang lain, terlebih jika kita bisa mengeluarkan perkataan ataupun hal-hal positif yang bersifat membangun. Dengan demikian kita telah mengikuti ajaran Nabi Muhammad l untuk menjaga lisan dan menjaga perasaan orang lain.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari)
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Muslim:
إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيِّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرً قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Ada
seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ‘Siapakah orang muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang
yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.’”
Kita bisa memilih menjadi orang yang menebar keburukan dan kebencian melalui lisannya atau menjadi orang yang dapat menebar kebaikan melalui perkataan yang baik dan menebar manfaat dengan melakukan hal-hal yang positif.
Sudahkah kita berhenti sejenak berbicara dan berfikir akan dampak dari setiap perkataan yang dikeluarkan?
Wallâhu a’lam bish-shawwab.
![Ciri Orang Yang Beriman: Berbicara Yang Baik Atau Diam](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijp9orhn6hn80uD4uoj9Ne1KKWcIwXIcy111GFGx63PpolIaEWG2zvrTQHzMXxmmUgxHi89FcRBiwT9I-CU64jDNZViK2VMWFCQNUoI8cMAL-DvXglyRetW-8c40QwaZ_Odc3AKhsFgCM/s72-c/ciri+iman-berkata+baik.png)
Tidak ada komentar: