Membersihkan
Diri Dari Harta Haram
Khutbah Pertama
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَ عِبَادَهُ أنْ
يَذْكُرُوْهُ ذِكْرًا كَثِيْرًا، وَأَعَدَّ لَهُمْ عَلَى ذِكْرِهِ مَغْفِرَةً
وَأَجْرًا كَبِيْرًا، وَجَعَلَ اْلقُلُوْبَ تَطْمَئِنُّ بِذِكْرِهِ، وَهُوَ
سُبْحَانَهُ يَذْكُرُ مَنْ ذَكَرَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ،
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
أَكْرَمُ مَنْ وَحَّدَّهُ، وَأَجَلُّ مَنْ ذَكَرَهُ، اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارَكَ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلأَوَّاهِ اْلمُنِيْبِ، وَعَلَى آلِهِ
وَعِتْرَتِهِ الطَّيِّبَةِ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ اْلكِرَامِ البَرَرَةِ
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
فَأُوْصِيْكُمْ ــ عِبَادَ اللهِ ــ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا هِيَ اْلعُدَّةُ اْلوَافِيَةُ، وَاْلجُنَّةُ
اْلوَاقِيَةُ، فَاتَّقُوْا اللهَ رَبَّكُمْ فِيْ السِّرِّ وَاْلعَلَانِيَّةِ،
وَكُوْنُوْا مِنْ عِبَادِهِ اْلمُتَّقِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ
بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا
Jamaah
Sholat Jumuat yang dirahmati Allah
Kadang harta
sebagian orang bisa bercampur dengan harta haram tanpa sengaja, sebagian yang
lain sengaja megumpulkan harta dari sumber haram, bagaimana tindakan yang benar
mengenai harta haram tersebut?
1. Haram
karena zatnya
Seperti
khamar, bangkai, babi, dan semacamnya yang seperti apapun cara memperolehnya
tetap tak bisa digunakan.
إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ
وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ
Sesungguhnya
Allah dan RasulNya telah mengharamkan khamar, bangkai, babi dan patung-patung.
(HR. Muttafaq Alaih)
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS al-Maidah
ayat 90)
Cara
membersihkan diri darinya yaitu bertaubat dan membuangnya seperti disebutkan
dalam Hadis. Rasulullah bersabda,
عَنْ اَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ اَنَّ اَبَا طَلْحَةَ سَأَلَ النَّبِيَّ ص عَنْ اَيْتَامٍ وَرِثُوْا
خَمْرًا، قَالَ: اَهْرِقْهَا. قَالَ: اَفَلاَ اَجْعَلُهَا خَلاًّ؟ قَالَ: لاَ.
Dari Anas bin Malik, bahwasanya
Abu Thalhah bertanya kepada Nabi SAW tentang beberapa anak yatim yang mewarisi
khamr, beliau SAW menjawab, "Buanglah!". (Abu Thalhah) bertanya,
"Apakah tidak boleh saya jadikan cuka?". Jawab beliau,
"Tidak". [HR. Abu Dawud]
2. Haram
karena cara memperolehnya
Seperti
yang diperoleh dengan cara riba, menjual barang haram, transakasi penipuan,
judi, dll.
Harta semacam
ini juga terbagi dua:
1)
Ia mengetahui pemilik asal harta dan
bisa mengembalikan kepadanya atau kepada ahli warisnya.
Dalam kondisi
ini ia harus mengembalikan harta tersebut kepada yang berhak.
Jika Tindakannya
ingin membersihkan diri dengan cara menyumbangkannya atau menyedekahkannya maka
itu tidak menghapus kesalahannya. Allah berfirman
إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا
“Sesungguhnya
Allah memerintahkan kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.”
(QS. Annisa: 58)
2)
Ia tidak mengetahui keberadaan pemilik
asal harta, atau tidak bisa mengembalikannya.
Dalam kondisi
ini, ia harus menyumbangkan harta tersebut untuk kemaslahatan umum dengan niat
taubat dan membersihkan diri dari harta haram. Dalilnya adalah Hadis Rasulullah
SAW:
Riwayat ‘Ashim
bin Kulaib dr bapaknya dari seorang Kaum Anshar, ia berkata, “…Kemudian makanan
dihidangkan lalu Rasulullah dan org2 menyuap dan mulai makan, lalu bapak-bapak
kami memandang Rasulullah mengunyah makanan di mulutnya dan ia berkata, ‘Saya
merasakan daging kambing yang diambil tanpa izin pemiliknya.’ Lalu istri tuan
rumah berkata, ‘Wahai Rasulullah! Saya menyuruh seseorang untuk membeli kambing
di pasar tapi tak dapat, lalu saya suruh dia untuk beli kambing tetangga yg
baru ia beli tapi tak ketemu pemiliknya, lalu saya utus seorang meminta ke
istri pemilik kambing dan dia mengirimkan kambing tersebut ke saya.’ Rasulullah
bersabda, ‘Berikan kambing ini ke para tawanan perang untuk mereka makan.’” (HR. Abu
Dawud 3332)
Ketika
Rasulullah mengetahui bahwa kambing didapatkan bukan dengan cara yang benar,
beliau menyuruh perempuan tersebut melepaskan diri dari barang haram itu dengan
menyumbangkan untuk kepentingan umum, yaitu memberikannya kepada para tawanan
perang.
۞
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali ‘Imran: 133)
فَمَن تَابَ مِنۢ بَعْدِ ظُلْمِهِۦ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَتُوبُ
عَلَيْهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Maka
barangsiapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri,
maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah: 39)
Khutbah
Kedua
اَلحَمْدُ
للهِ حَمْدًا كَمَا اَمَرَ. وَأَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلاَئِقِ وَالبَشَرِ. اَللَّهُمُّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ
بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ , أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ
إِتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاخِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا يَطَنَ وَحَافِظُوْا
عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الجُمُعَةِ وَالجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ المُسَبِّحَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ
وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ يَااَيَّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وِسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللَهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
المُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ
وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بِلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ
بِلاَدِ المُسلِمِينَ العَامَّةً يَارَبَّ العَالَمِينَ.
إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى القُربَى
وَيَنْهَى عَنِ الفَخْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم
تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكبَرُ
Tidak ada komentar: