Menjaga Hubungan Baik

 Menjaga hubungan baik
(editor: JpT)

 


Menjaga Hubungan Baik

Perbedaan itu fitrah, alami, keniscayaan. Tidak perlu didebatkusirkan, cukup diketahui dan kemudian dihormati. Tidak menghormati perbedaan dan menganggapnya salah, sedang jalannya sendiri dirasa paling benar adalah benih rusaknya hubungan social. Melalui QS Al-Hujurat ayat 13 Islam memerintahkan ummatnya untuk berteman baik dengan perbedaan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ 

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Darti Ta’aruf tersebut, masing-masing akan lebih memahami dan menyadari bahwa tidak ada satupun manusia yang sempurna. Semua akan lebih bijak dan toleran. Lebih bisa memaafkan sebab masing-masing sadar manusia itu terbatas. Manusia itu lumrah salah dan lupa.

Menjaga hubungan agar harmonis merupakan amalan yang derajatnya lebih baik daripada ibadah wajib seperti sholat, puasa dan sedekah. Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ : صَلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ

“Maukah aku kabarkan kepada kalian yang lebih baik daripada derajat puasa, sholat dan sedekah?”. Mereka berkata, “Tentu”. Baiknya hubungan diantara sesama, karena rusaknya hubungan diantara sesame mengikis habis (agama).” (HR. At-Tirmidzi no 2509 dan dishahihkan At-Tirmidzi).

Tidak cukup sampai disitu, hubungan yang baik juga membutuhkan pengorbanan dan sikap mendahulukan orang lain. Dalam QS Al-Hasyr ayat 9 telah dicontohkan:

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٞۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ 

“Dan orang-orang yang telah menempati kota madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Paling sederhana sebagaimana ayat diatas, hubungan yang baik akan lahir dari kebiasaan saling berbagi. Sabaliknya, kikir dan iri hati akan meretakkan hubungan itu sendiri.

Maka jangan mudah menyimpulkan jelek dan buruk terhadap orang lain sebelum benar-benar mengenalnya. Dan jangan merasa paling pengertian dan toleran tanpa didahului dengan pengorbanan, saling berbagi, dan tolong menolong, tentunya dalam hal kebaikan.


#Barokalloh...

*Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah

Menjaga Hubungan Baik Menjaga Hubungan Baik Reviewed by Jp Tbn on Juni 02, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.