Prinsip Ibadah Mahdhah

 Prinsip Ibadah Mahdhah


 

Bentuk ibadah mahdhah tidak bisa dilakukan sesuka hati, namun harus sesuai dengan prinsip yang sudah ditetapkan. Ada empat prinsip yang perlu diperhatikan dan wajib dipenuhi dalam menjalankan ibadah mahdhah ini, yaitu:

1.     Keberadaannya sesuai dengan dalil/perintah dari Allah dan Rasul

Suatu ibadah mahdhah hanya bisa dilaksanakan jika ada perintah untuk melakukannya. Baik dalam al-Qur’an ataupun sunnah. Dan jika tidak ada dasar perintahnya, maka tidak boleh ditetapkan keberadaannya.

jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. Karena akan dianggap tidak sah apalagi diterima banyak orang jika tidak ada sumber yang menjadi acuan dan pedoman dari sebuah perintah, apalagi di dalam sebuah agama.

اَلْأَصْلُ فِى اْلعِبَادَةِ اَلتَّحْرِيْمُ وَالْبَطْلُ إِلاَّ مَا جَاءَ بِهِ الدَّ لِيْلِ عَلىَ اَوَامِرِهِ

Hukum asal dalam beribadah adalah haram dan batal kecuali yang ada dalil yang memerintahkan

Contoh-contoh ibadah mahdhah antara lain : syahadat, shalat lima waktu, Zakat, puasa, haji. Wudhu, Tayammum, Mandi Hadas, Umrah, Adzan, Iqamat, Mengurus Jenazah, Qurban, Dll

Menambah atau mengurangi, termasuk berimprovisasi dalam perkara pokok ini, berarti bid’ah. Mengimani, mematuhi, dan melaksanakan perkara pokok agama, pada prinsipnya, bersifat ta’abbudi.

2.     Tata cara pelaksanaannya harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah (An-nisa:64)

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ

Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah (Alhasyr:7)

Selain itu, tata cara dan pelaksanaan suatu ibadah mahdhah juga harus sesuai dengan cara ibadah tersebut dilakukan oleh rasul. Tidak diizinkan adanya improvisasi atau mengada-adakan tata cara tersendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak(HR. Bukhari no. 2697  dan Muslim no. 1718)

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak(HR. Muslim no. 1718)

Pelaksanaan rukun Islam terhitung ibadah mahdhah. Redaksi syahadat, misalnya, harus mengikuti tuntunan Rasulullah. Perincian tentang shalat, mulai dari waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, hingga kaifiahnya, tidak boleh mengarang. Demikian pula teknis zakat, puasa, dan haji, sama sekali haram berkreasi sendiri. Kita diwajibkan manut Rasulullah.

3.     Sifatnya supra rasional atau di luar kemampuan akal manusia

Ibadah mahdhah bukanlah ibadah yang berada dalam lingkup akal, namun wahyu. Dalam hal ini, akal hanya berfungsi untuk memahami rahasia di balik syariat dari penerapan ibadah tersebut dan bukan untuk menetapkan keabsahannya.

Artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Sholat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat agar manusia tidak menyimpang dari ketetapan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.

4.     Dilaksanakan dengan azas ketaatan

Setiap ibadah mahdhah dilaksanakan dengan azas ketaatan atau kepatuhan kepada Allah. Karena, pelaksanaan ibadah mahdhah adalah sebagai bukti ketaatan dan penghambaan seorang manusia kepada Tuhannya.

Dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Seorang manusia wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan umatnya, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutusnya Rasul adalah untuk dipatuhi. Mematuhi perintah Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasul adalah sebenar – benarnya jalan yang akan membawa kita ke dalam keselamatan dunia dan akhirat.

 

Semoga kita mampu beribadah dengan khusu’ kepada Allah. Amin

Prinsip Ibadah Mahdhah  Prinsip Ibadah Mahdhah Reviewed by Jp Tbn on Juni 03, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.