Penyakit Ummat Islam Di Akhir Zaman
Khutbah Pertama
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَ عِبَادَهُ أنْ
يَذْكُرُوْهُ ذِكْرًا كَثِيْرًا، وَأَعَدَّ لَهُمْ عَلَى ذِكْرِهِ مَغْفِرَةً
وَأَجْرًا كَبِيْرًا، وَجَعَلَ اْلقُلُوْبَ تَطْمَئِنُّ بِذِكْرِهِ، وَهُوَ سُبْحَانَهُ
يَذْكُرُ مَنْ ذَكَرَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ، وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْرَمُ مَنْ
وَحَّدَّهُ، وَأَجَلُّ مَنْ ذَكَرَهُ، اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارَكَ
عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلأَوَّاهِ اْلمُنِيْبِ، وَعَلَى آلِهِ وَعِتْرَتِهِ
الطَّيِّبَةِ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ اْلكِرَامِ البَرَرَةِ
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
فَأُوْصِيْكُمْ ــ عِبَادَ اللهِ ــ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا هِيَ اْلعُدَّةُ اْلوَافِيَةُ، وَاْلجُنَّةُ
اْلوَاقِيَةُ، فَاتَّقُوْا اللهَ رَبَّكُمْ فِيْ السِّرِّ وَاْلعَلَانِيَّةِ،
وَكُوْنُوْا مِنْ عِبَادِهِ اْلمُتَّقِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ
بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا
Jamaah Sholat Jumuat yang
dirahmati Allah
Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengabarkan bahwa kelak
di masa yang akan datang ummat Islam akan berada dalam keadaan yang sedemikian
buruknya sehingga diumpamakan sebagai laksana makanan yang diperebutkan oleh
sekumpulan pemangsanya. Lengkapnya hadits tersebut sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ
إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ
أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ
اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ
فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ
قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Bersabda Rasulullah shollallahu
’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti
sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya:
”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian
seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh
kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit
Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?”
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan
kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Jamaah Sholat Jumuat yang
dirahmati Allah
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita
tarik dari hadits ini:
Pertama, Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam memprediksi bahwa akan tiba suatu masa dimana
orang-orang beriman akan menjadi kumpulan manusia yang menjadi rebutan ummat
lainnya. Mereka akan mengalami keadaan yang sedemikian memprihatinkan sehingga
diumpamakan seperti suatu porsi makanan yang diperbutkan oleh sekumpulan
pemangsa. Artinya, pada masa itu kaum muslimin menjadi bulan-bulanan kaum
lainnya. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki kemuliaan sebagaimana di
masa lalu. Mereka telah diliputi keinaan.
Kedua, pada masa itu muslimin tertipu dengan banyaknya
jumlah mereka padahal tidak bermutu. Sahabat menyangka bahwa keadaan hina yang
mereka alami disebabkan jumlah mereka yang sedikit, lalu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyangkal dengan
mengatakan bahwa jumlah muslimin pada waktu itu banyak, namun berkualitas
rendah.
Hal ini juga dapat berarti bahwa pada masa itu
ummat Islam sedemikian peduli dengan kuantitas namun lalai memperhatikan aspek
kualitas. Yang penting punya banyak pendukung alias konstituen sambil
kurang peduli apakah mereka berkualitas atau tidak. Sehingga kaum muslimin
menggunakan tolok ukur mirip kaum kuffar dimana yang banyak pasti mengalahkan
yang sedikit. Mereka menjadi gemar menggunakan prinsip the majority rules (mayoritas-lah yang
berkuasa) yakni prinsip yang menjiwai falsafah demokrasi modern. Padahal
Allah menegaskan di dalam Al-Qur’an bahwa pasukan berjumlah sedikit dapat
mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya lebih besar dengan izin Allah.
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً
كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah ayat 249)
Pada masa dimana muslimin terhina, maka kuantitas
mereka yang besar tidak dapat menutupi kelemahan kualitas. Sedemikian rupa
sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengumpamakan
mereka seperti buih mengapung. Coba perhatikan tabiat buih di tepi pantai. Kita
lihat bahwa buih merupakan sesuatu yang paling terlihat, paling indah dan
berjumlah sangat banyak saat ombak sedang bergulung. Namun buih pulalah yang
paling pertama menghilang saat angin berhembus lalu menghempaskannya ke udara.
Jamaah Sholat Jumuat yang
dirahmati Allah
Ketiga, Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam mengisyaratkan bahwa jika ummat Islam dalam keadaan
terhina, maka salah satu indikator utamanya ialah rasa gentar menghilang di
dalam dada musuh menghadapi ummat Islam. Artinya, sesungguhnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menyukai ummat
Islam senantiasa berwibawa sehingga disegani dan ditakuti musuh.
Dewasa ini malah kita melihat bahwa para pemimpin
berbagai negeri berpenduduk mayoritas muslim justru memiliki rasa segan dan
rasa takut menghadapi para pemimpin kalangan kaum kuffar dunia barat. Alih-alih
mengkritisi mereka, bersikap sama tinggi sama rendah saja sudah tidak sanggup.
Sehingga yang kita lihat di panggung dunia para pemimpin negeri kaum muslimin
menjadi –maaf- pelayan jika tidak bisa dikatakan anjing piaraan pemimpin kaum
kuffar. Mereka menjulurkan lidah dengan setia mengikuti kemauan sang majikan
kemanapun mereka pergi. Padahal Allah menggambarkan kaum muslimin sebagai
manusia yang paling tinggi derajatnya di tengah manusia lainnya jika mereka
sungguh-sungguh beriman kepada Allah.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحَْنُوا وَأَنْتُمُ
الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran ayat 139)
Khutbah
Kedua
اَلحَمْدُ
للهِ حَمْدًا كَمَا اَمَرَ. وَأَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلاَئِقِ وَالبَشَرِ.
اَللَّهُمُّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا
اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ , أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ
الُمسْلِمِيْنَ
إِتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاخِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا يَطَنَ
وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الجُمُعَةِ وَالجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ المُسَبِّحَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ
تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ يَااَيَّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وِسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
المُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ
وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بِلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ
بِلاَدِ المُسلِمِينَ العَامَّةً يَارَبَّ العَالَمِينَ.
إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى القُربَى
وَيَنْهَى عَنِ الفَخْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم
تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكبَرُ
Tidak ada komentar: